Popular Posts

Diberdayakan oleh Blogger.

Join Me :)

Get to Know Me

This Blog Wins..


--------------------------------

Traffic

BANJIR PENGUNJUNG

My Best Article

Peringkat 10
Review Jejualan.com
@ 10 April 2013

My Current Contest


--------------------------------

Bumi dan Kita Sama-Sama Butuh Teknologi Hijau Daihatsu


Potret Kecil Global Warming di Indonesia

Pagi hari idealnya menjadi waktu terbaik bagi kita untuk sejenak menghirup udara yang masih sejuk, segar, dingin, dan tentunya: bersih! Tetapi tidak. Di kotaku yang sibuk, Kota Malang, sejak pagi kendaraan sudah memadati jalanan dengan kemacetan, memekakkan telinga dengan kebisingan, dan meracuni udara dengan polutan. Apalagi ketika hari menjadi semakin siang, aktivitas di jalanan ini akan semakin intens yang berarti udara semakin panas, juga kotor.

Hal ini menjadikanku ogah-ogahan untuk berangkat ke kampus ketika jam sudah menunjuk angka lebih dari 7. Karena itu berarti: tidak ada ayahku dan motornya yang mengantar sepanjang jalan menuju Politeknik Kampus 2, kampusku. Maklum, karena kantor ayah yang juga berada di Jalan Raya Soekarno Hatta, masuk jam setengah 8. Dan tanpa ayah, berarti aku harus naik angutan kota, atau istilah Malangan-nya angkot, ke kampus.

Jika diminta merentang jam yang menjadi "favoritku yang terakhir" untuk berangkat ke kampus naik angkot, aku sebut jam 10 pagi hingga 2 siang. Duduk di angkot pada jam-jam itu serasa duduk terpanggang di dalam oven. Saat itulah, saat berada di dalam angkot, aku akan menikmati "rasa" kota Malang yang sebenarnya: rasa panas, rasa sumpek, dan rasa sesak.

Potret kecil ini sangat mungkin juga mewakili potret kota-kota besar lain di Indonesia, terutama dalam hal bagaimana panasnya udara bahkan ketika hari masih pagi. Inilah tanda-tanda global warming, yang di Indonesia menjadi isu yang lumayan gencar dibahas. Bahkan di kota lain di seluruh dunia, global warming juga menjadi isu yang selalu digali pemecahannya.

Penghijauan Kota Malang: Is It Green Enough?


Jika masalah global warming dikaitkan dengan tidak adanya penghijauan, aku rasa kurang tepat. Karena, Kota Malang bisa dibilang cukup asri dan hijau. Ada banyak hutan kota yang terbentang, salah satunya di tengah Jl. Raya Soekarno-Hatta Malang. Hanya saja, ketika penghijauan BERDIRI SENDIRI untuk menanggulangi global warming, maka itu tidak cukup. Pengaruh penghijauan, segencar apapun, masih belum bisa mengalahkan tingkat CO2 yang dihasilkan kendaraan-kendaraan yang dengan bandel berseliweran, apalagi di kota besar seperti Malang.

Kita tahu bahwa gas CO2 dari pembakaran tak sempurna kendaraan bermotor bersifat gas rumah kaca yang artinya bisa menahan panas matahari lebih lama di dalam atmosfer. Inilah yang membuat cuaca semakin panas dari hari ke hari.

Solusinya: produksi gas CO2 harus sebisa mungkin dikurangi.


Menginjak ke solusi di atas, produksi CO2 harus dikurangi. Menjawab hal ini, ada gerakan yang diadakan di daerah Perumahan Ijen Kota Malang berupa event mingguan bernama CDF (Car Free Day) yang intinya menurunkan ketergantungan kita pada kendaraan bermotor dengan cara berjalan kaki atau menggunakan fasilitas transportasi  umum. Tetapi, pengaruh gerakan ini MASIH KURANG, apalagi pendukung gerakan ini masih sedikit, sehingga pengaruhnya hampir tidak terasa. Tingkat pengurangan penggunaan mobil tidak sebanding dengan peningkatan penggunaan yang baru.

Solusinya: mobil-mobil yang ada harus dibuat lebih ramah lingkungan.


Nah, ujung-ujungnya kita harus merombak kendaraan bermotor itu sendiri, terutama mobil, yang selama ini sudah dengan dermawan menyumbangkan gas buangannya yang beracun ke atmosfer bumi kita yang berharga. Karena kita tidak bisa beralih dari fungsi mobil sebagai alat transportasi jarak jauh yang nyaman, setidaknya kita harus mulai beralih untuk menggunakan mobil dengan Teknologi Hijau atau istilah kerennya, Greentech.

Mobil Eco-Friendly, Mimpi Besar Daihatsu


Jika sebatas mobil hijau yang berarti mobil dengan cat warna hijau, sudah banyak perusahaan yang memproduksi. Tetapi jika mobil ber-teknologi hijau, baru perusahaan raksasa Daihatsu saja yang mencetuskan. Yang dimaksud dengan mobil dengan teknologi hijau di sini adalah mobil dengan kriteria khusus, diantaranya ramah lingkungan dan hemat bahan bakar.


Sebelum membahas teknologi hijau lebih jauh, coba kita kenali dulu teknologi yang dimiliki mobil-mobil Daihatsu secara keseluruhan. Sejak awal, Daihatsu sudah menerapkan konsep mobil compact pada produknya. Keunggulan mobil compact adalah membutuhkan sumber daya material yang jauh lebih sedikit dibanding mobil biasa, mengingat ukurannya yang lebih kecil. Logikanya, semakin besar ukuran mobil, semakin banyak pula penggunaan material logam sebagai bahan penyusunnya. Karena itu, produk Daihatsu terbukti lebih baik sejak tahap awal di bagian pembuatan dengan teknologi compact-nya yang hemat penggunaan logam langka.

Logam Langka Penyusun Mobil yang Dihemat Mobil Compact Daihatsu

Mobil yang membakar bahan bakar bensin lebih sedikit akan mengeluarkan gas buangan (CO2) yang lebih sedikit pula. Ini berarti, lebih ramah lingkungan. Dalam hal ini, Daihatsu membuktikan dalam sebuah riset bahwa berat kendaraan menjadi faktor yang cukup berpengaruh dalam efisiensi bahan bakar.

Hasil Surver Daihatsu Berdasarkan 10-15 Model Efisiensi Bahan Bakar tahun 2009

Mobil compact Daihatsu yang memiliki bodi kecil terbukti membutuhkan konsumsi energi yang lebih sedikit. Kesimpulannya, mobil compact akan mengeluarkan gas buang CO2 yang lebih rendah pula.

Kelebihan lainnya dari mobil compact adalah secara keseluruhan dalam daur hidupnya, mobil jenis ini mengkonsumsi energi yang lebih sedikit baik dalam proses pembuatan, penggunaan, hingga pada tahap recycle atau daur ulang produk.

Jika dirangkum, kelebihan-kelebihan mobil compact Daihatsu adalah proses pembuatannya menggunakan bahan baku lebih hemat, efisiensi bahan bakarnya tinggi, produksi gas buangannya (CO2) minim, dan yang terakhir menimbulkan kerusakan lingkungan yang lebih sedikit saar didaur ulang. Dilihat dari sisi manapun, mobil compact menjadi solusi terbaik untuk transportasi dan untuk menyelamatkan masa depan bumi.

Nah, tidak hanya berhenti sampai teknologi mobil compact, Daihatsu berniat untuk mewujudkan masa depan bumi yang lebih baik dengan mobil yang lebih Eco-Friendly. Inilah asal mula hadirnya mobil Daihatsu dengan teknologi hijau atau Greentech.

Grafik Performa Mobil Daihatsu terhadap Waktu


Grafik di atas menunjukkan 3 tahapan yang dijadikan semacam misi ke depan oleh Daihatsu. Misi ini sesuai dengan mimpi perusahaan yaitu:

Our dream is...
To bring eco-friendly cars to drivers around the world.
To give something back to the Earth.
That's the Daihatsu spirit.

Tahap 1: Eco-Idle Technology

Tidak Hanya Bumi, Tapi Kita Juga Butuh Teknologi Hijau

Pada tahap pertama yang bernama Stage Eco-Idle Technology, Daihatsu menekankan pada 2 hal penting: meminimalisir pengeluaran gas CO2 dan mengefisiensikan bahan bakar.




Untuk meminimalisir pengeluaran gas buang, Daihatsu menggunakan sistem bernama i-EGR. Sistem ini memungkinkan pembakaran sempurna yang mencegah produksi CO2 berlebih.

Sedangkan untuk mengefisiensikan penggunaan bahan bakar, Daihatsu menggunakan sistem baru yang  mereka namakan eco-IDLE. Asal mulanya, Daihatsu menyadari ada sebagian konsumennya yang mematikan mesin mobil ketika lampu merah atau ketika terjebak macet. Tujuanna untuk menghindari pemborosan bahan bakar juga mengurangi pencemaran lingkungan. Terinspirasi dari tingkah laku berkendara mereka, Daihatsu menghadirkan sistem ini.
Cara Kerja Sistem eco-IDLE

Sistem eco-IDLE memfasilitasi pengendara agar tidak perlu repot-repot mematikan mesin saat lampu merah. Sistem "Advance eco-IDLE" terbaru yang rilis pada tahun 2011 sudah bisa mendeteksi penurunan kecepatan mobil. Ketika kecepatan mobil sudah 7 km/ jam atau di bawah itu, sistem akan mematikan mesin sedikit demi sedikit sebelum mobil benar-benar mati.

Meskipun mesin mobil mati, tetapi sistem audio dan navigasi masih bisa digunakan. Selain itu, AC akan secara otomatis diubah ke mode ventilasi. Durasi mode IDLE dan jumlah bahan bakar yang dihemat selama itu bisa dicek di suatu display khusus.

Ketika pengendara melepaskan rem, mesin mobil akan hidup secara otomatis dari mode IDLE, membuat proses restart berjalan mulus.

Ini membuktikan keseriusan Daihatsu dalam menyediakan mobil yang tidak hanya ramah lingkungan tapi juga memenuhi keinginan dan kebutuhan pengendaranya. Tidak salah jika dikatakan: bumi dan kita sama-sama butuh Teknologi Hijau Daihatsu.

Secara keseluruhan, tahap pertama Teknologi Hijau Daihatsu di atas bisa dirangkum sebagai berikut.

Klik untuk Memperbesar Gambar

Efisiensi bahan bakar yang dicapai pada tahap ini adalah 30 km/L dan berdampak sangat signifikan untuk minimalisir pengeluaran gas CO2.

Tahap 2: 2-Cylinder & Turbocharged Direct Injection

Meningkat dibanding tahap pertama, tahap kedua yang bernama Stage 2-Cylinder Turbocharged Direct Injection ini menekankan perhatiannya pada 3 hal: mengurangi jumlah komponen untuk meringankan bobot dan menghemat sumber daya, meningkatkan efisiensi bahan bakar hingga 30%, dan mewujudkan kenyamanan berkendara.


Langkah pertama yaitu mengurangi bobot mobil. Ini sudah menjadi hal yang secara kontinyu dilakukan oleh Daihatsu, membuat mobil compact-nya bisa menjadi semakin kecil dan ringan. Daihatsu senantiasa memeriksa ulang dan merevisi semua bagian dari mobilnya untuk mendapat berat yang diinginkan. Mobil Eco-Friendly Daihatsu generasi ketiga, Mira e:S, beratnya berkurang 60 kg.


Untuk meningkatkan efisiensi bahan bakar, Daihatsu melakukan pengurangan jumlah silinder pada mesinnya: dari 3 menjadi 2 silinder. Penggunaan mesin 2 silinder akan meningkatkan efisiensi bahan bakar secara permanen karena bahan bakar bisa terbakar dengan efektif.

Selain itu, ada juga penambahan perangkat listrik unik bernama sistem pengapian aktif. Sistem ini memungkinkan sejumlah kecil bahan bakar terbakar kuat sehingga efisiensi meningkat. Ada juga media penampungan yang dinamakan Wide Battery Capcitor Mega Storage. Media ini bisa menyimpan banyak listrik sehingga tidak cepat terbuang sehingga ada peningkatkan efisiensi bahan bakar yang lebih efisien.

Yang terakhir, Daihatsu dengan teknologi Turbocharged Direct Injection-nya, berusaha memberikan kenyamanan berkendara meskipun menggunakan mesin ber-cc rendah.

Secara keseluruhan, tahap kedua Teknologi Hijau Daihatsu di atas bisa dirangkum sebagai berikut.


Efisiensi bahan bakar yang dicapai pada tahap ini adalah 35 km/L. Diperkenalkan beberapa teknologi baru paling mutakhir untuk membantu meningkatkan efisiensi bahan bakar.

Tahap 3: Precious Metal Free & Liquid-Feed Fuel Cell

Tahap 3 ini sudah pasti membutuhkan waktu karena berfokus pada 3 hal besar: menciptakan mobil yang 100% ramah lingkungan tanpa pengeluaran gas CO2, penggunaan sumber daya material logam lebih sedikit dengan biaya yang lebih rendah, dan pembuatan mobil fuel cell yang memiliki jarak tempuh paling jauh di kelasnya.


Mobil Daihatsu pada tahap ini sudah tidak lagi mencemari lingkungan dengan gas CO2 karena menggunakan bahan bakar jenis baru yang tidak menghasilkan gas buang CO2. Bahan bakar baru tersebut adalah Hidrazin Hidrat Cair (N2H4.H2O). Hidrazin Hidrat Cair mudah terbakar pada suhu normal, memiliki kepadatan energi tinggi, dan tidak memancarkan CO2. Bahan ini sangat cocok untuk digunakan agar mobil lebih Eco-Friendly.

Secara keseluruhan, tahap ketiga Teknologi Hijau Daihatsu di atas bisa dirangkum sebagai berikut.


Penggunaan bahan bakar cair jenis baru yang 100% ramah lingkungan.

Tiga tahapan di atas merupakan langkah pasti menuju jawaban dari mimpi Daihatsu untuk menciptakan produk mobil yang 100% Eco-Friendly dan menyebarkannya ke seluruh dunia. Hal ini dalam rangka memberikan sesuatu "kembali" kepada bumi kita yang sudah menyediakan ruang dan waktunya bagi kita selama ini, kini, dan nanti. 

Mobil Eco-Friendly dalam Pabrik Eco-Friendly


Tidak hanya mobil produksi Daihatsu saja yang menggunakan teknologi hijau, tetapi pabrik mereka juga berteknologi sama. Pabrik Daihatsu sangat ramah lingkungan alias Eco-Friendly. Daihatsu percaya, mobil yang Eco-Friendly haruslah dibuat di pabrik yang Eco-Friendly pula. Daihatsu menyebut prinsip pabriknya sebagai Simple, Slim, and Compat atau SSC. Dengan prinsip SSC, Daihatsu bisa mengurangi jumlah energi yang digunakan dan jumlah CO2 yang dihasilkan dalam proses pembuatan mobil.

Pabrik dengan Sistem SSC yang Eco-Friendly

Di dalam pabrik inilah, mobil-mobil teknologi hijau diproduksi. Sudah banyak lini mobil yang diciptakan berdasarkan teknologi hijau. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut.

Daihatsu Cube di IIMS 2012

Daihatsu Cube di IIMS 2012

Daihatsu Cube, sesuai namanya adalah mobil dengan desain kotak yang unik. Konsep mobil ini sangat ramah lingkungan karena sudah mencapai tahap 3 Teknologi Hijau Daihatsu. Mobil atau lebih tepatnya minibus ini meskipun masih dalam bentuk prototype, langsung diboyong dari Jepang ke Indonesia untuk dipamerkan di IIMS 2012.

Daihatsu Ayla di IIMS 2012

Daihatsu Ayla, merupakan mobil yang kabarnya akan mendukung program LCGC (Low Cost Green Car) pemerintah Indonesia tahun 2013. Harga mobil ini dipatok di bawah 100 juta dan tentunya ramah lingkungan. Program LGCG yang menyediakan mobil berharga terjangkau, irit BBM, berteknologi tinggi dan tetap bisa muat 5 penumpang sudah pernah berhasil sebelumnya di Jepang. Maka dari itu, sambutannya di Indonesia sangat antusias.

Akhir kata, semoga Daihatsu dan Teknologi Hijaunya selalu menghadirkan yang teknologi yang terbaik untuk pasar mobil dunia, untuk bumi, dan untuk kita semua. Tidak hanya berhenti hingga tahap 3 teknologi hijau, tetapi terus dan terus berkembang agar dampak kebaikannya pada bumi semakin besar.

Sumber data dan gambar:

http://www.daihatsu.co.id/teknologi-hijau
http://www.daihatsu.com/brand/craftsmanship/relationships/index.html
http://www.daihatsu.com/brand/craftsmanship/future/index.html
http://www.carmagazine.co.uk/News/Search-Results/Industry-News/Funky-Cube-rival-on-the-way/
http://otomotif.news.viva.co.id/news/read/353648-kotak--mobil-masa-depan-daihatsu
http://otomotif.news.viva.co.id/news/read/365498-mobil-murah-ayla-belum-tentu-dijual-januari-2013
http://www.daihatsu.com/brand/craftsmanship/environment/index.html
http://www.dapurpacu.com/daihatsu-punya-teknologi-teknologi-ramah-lingkungan/
http://www.tribunnews.com/2013/03/18/daihatsu-jamin-kembalikan-100-uang-tanda-jadi-ayla

< >

13 komentar:

  1. wuiih mantap eeuuuy, ulasannya keren banget. http://guratanmakna.blogspot.com/2013/05/teknologi-hijau-daihatsu-harapan-masa.html

    BalasHapus
  2. kunjngn blik, ulasannya lengkp skli... salam kompetisi..

    http://achmadray.blogspot.com/2013/05/teknologi-hijau-dari-daihatsu.html

    BalasHapus
  3. mantap salam kompetisi gan

    BalasHapus
  4. Tulisannya bagus banget, sukses ya :)

    BalasHapus
  5. pertama blognya bagus banget.
    kedua Komplit ulasannya.mari dukung teknologi hijau dari Daihatsu untuk bumi yang lebih baik.

    ketiga salam kenal, mampir ya di tulisanku http://windiland.blogspot.com/2013/05/teknologi-hijau-penerapan-mobil-ramah.html

    BalasHapus
  6. nice posting.. bantuin vote ya http://microsite.detik.com/minisite/daihatsublog/listblog/?q=wisnu&subminp= makasih :)

    BalasHapus
  7. Ulasan bagus gan. kunjungi juga http://rizkikukeko.blogspot.com/2013/05/wow-teknologi-hijau-daihatsu.html

    BalasHapus
  8. ikut lomba juga ya gan? Sukses ya..., postingannya bagus, komplit & keren
    salam kenal, mampir ya di tulisanku http://cindagadakara.blogspot.com/2013/05/teknologi-hijau-cita-rasa-daihatsu.html

    BalasHapus
  9. Kunjungan balik nih, artikelnya mantap juga

    BalasHapus
  10. artikelnya lengkap banget gan !!! banyak promo daihatsunya
    pasti marketingnya dihatsu ya :-)
    agan-agan comen yg lain mohon kunjunganya di blog sederhana ane

    http://najibkarya.blogspot.com/2013/05/tekhnologi-masa-depan-super-canggih-dan.html

    BalasHapus
  11. nice post :)
    ayo kita dukung tekhnologi hijau bersama- sama ^^

    BalasHapus